Rabu, 20 Juni 2012

pengertian sains



 Sejak kebudayaan Yunani sains-sains mulai berkembang ke seluruh dunia. Perkembangnan sains ini sedikit demi sedikit telah menghilangkan kepercayaan kepada tahyul atau prasangka yang telah banyak dianut orang-orang zaman dulu. Sains-sains yang baru telah banyak ditemukan oleh para ilmuwan sebagai contoh pada abad ke-17  William Harvey (berkebangsaan Inggris) mengemukakan bahwa peredaran darah pada tubuh manusia melalui arteri dan vena, sebelumnya dipercaya bahwa aliran darah pada vena di dalam tubuh seperti pasang surutnya air laut. Pada abad ke-18 Edward Jenner (berkebangsaan Inggris) menemukan vaksin pertama untuk melawan cacar. Selanjutnya Sir Alexander Fleming dari Scotlandia pada tahun 1929 menemukan penisilin sebagai obat antibiotika pertama.
Sains terus menerus bertambah dan berkembang, serta hasil penelitian dari sains tersebut dapat dirasakan semua masyarakat dunia baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan segala manifestasi dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari menimbulkan suatu pertanyaan, ”Apakah sebenarnya sains itu”?  Istilah sains berasal dari bahasa Inggris ”Science” artinya ilmu pengetahuan. Sesungguhnya juga bermakna ”Natural Science” atau Ilmu Pengetahuan Alam. Beberapa definisi tentang sains adalah (1) susunan pengetahuan yang sangat penting, (2) pengetahuan yang sangat penting yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan atas pengamatan dan deduksi, (3) sekumpulan pengetahuan yang dihimpun melalui metode ilmiah.
Para ilmuwan dan ilmuwati sains mempunyai pendapat yang berbeda tentang apa sains itu? Pendapat-pendapat tersebut antara lain sebagai berikut. Colette (1994), dalam bukunya; The in The Middle and Secondary Schools  menyatakan bahwa sains harus dipandang dari tiga sisi, yaitu pertamascience is a way of thinking”, sains dipandang sebagai suatu cara berpikir, keduascience is a way of investigation”, sains dipandang sebagai cara untuk memperoleh kebenaran, dan ketiga science is a body of knowledge”, sains dipandang sebagai tubuh pengetahuan yang diperoleh dari proses inquiry. Sementara itu, Abruscato (1995) dalam bukunya “Teaching Children Science” mendefinisikan sains sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui serangkaian proses yang dilakukan secara sistematis oleh manusia (dalam hal ini saintis) dalam menjelaskan tentang alam. Sebagaimana ahli lain, Abruscato melihat sains dari tiga aspek, yaitu science as process (sains sebagai proses), science as knowledge (sains sebagai pengetahuan), dan science as a set of values (sains sebagai seperangkat nilai). 
Bernal (1969 dalam Ibrahim, dkk, 2004.) menyatakan bahwa untuk dapat memahami sains haruslah melalui pemahaman dari berbagai segi. Ia menonjolkan adanya 5 aspek sains, yaitu sains sebagai (1) institusi, (2) metode, (3) kumpulan pengetahuan, (4) faktor utama untuk memelihara dan mengembangkan produksi, dan (5) faktor utama yang mempengaruhi kepercayaan dan sikap manusia terhadap alam semesta dan manusia.
Sains juga dapat dibedakan atas (1) Physical Sciences (sains fisik) terdiri dari fisika, kimia dan geologi, (2) Biologycal Sciences (sains biologi) terdiri dari biologi, psikologi dan sosiologi.
Dengan demikian sains dapat didefiniskan sebagai seperangkat proses sains dan sikap/nilai sains untuk menemukan pengetahuan ilmiah atau produk sains. Proses ilmiah yang kemudian dikenal sebagai metode ilmiah, sedangkan produk ilmiah menurut Carin (1993) meliputi fakta, konsep, prinsip, teori, dan hukum. Oleh sebab itu pada hakikatnya sains terdiri atas produk sains, proses sains, dan sikap sains.